Bisnis, Jakarta - Kementerian Keuangan menerapkan spending review untuk mengoptimalisasi peran belanja kementerian/lembaga untuk ketahanan fiskal dan ekonomi sepanjang tahun ini. "Tahun ini dilakukan spending review untuk mengidentifikasi apakah ada potensi efisiensi," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, di Gedung Dhanapala, Jakarta, Selasa, 28 Februari 2017.

Sri Mulyani menjelaskan saat ini Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tengah menghadapi tantangan berupa terbatasnya celah fiskal pemerintah dari tahun ke tahun yang hanya berkisar 4-6 persen. Hal ini berakibat pada berkurangnya kemampuan pemerintah memberikan stimulus kepada perekonomian.

Baca: Sri Mulyani Janji Tambah Anggaran Kemendag, Asal...

"Rata-rata penggunaan anggaran 95 persen, kalau diberi belanja Rp 750 triliun, masih ada sisa 5 persen. Itu sekitar Rp 40 triliun," ucap Sri Mulyani. Padahal jumlah anggaran yang tak terserap itu bisa mengurangi defisit anggaran. "Jadi sebetulnya kemampuannya 10, tapi mintanya 15. Lalu minta jangan diturunin karena takut anggarannya dikurangi tahun depan."

Adapun yang dimaksud spending review adalah mengkaji aspek-aspek teknis dalam pelaksanaan APBN dan mencoba mengidentifikasi alternatif celah fiskal sebagai bentuk masukan terhadap perbaikan, perencanaan, dan penganggaran serta kemungkinan kebijakan penghematan.

Baca: Sri Mulyani Beberkan Pemicu Penyelewengan Anggaran