Nasional, Jakarta - Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat Letnan Jenderal Edy Rahmayadi mengatakan pihaknya mewaspadai potensi teror bom saat Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud ke Indonesia. Edy, selaku Panglima Komando Gabungan Pengamanan tamu VVIP, siap mengamankan kunjungan Raja Arab tersebut pasca serangan bom panci di Bandung.

Kewaspadaan aparat gabungan dalam mengamankan kunjungan Raja Salman ditunjukkan dengan Apel Pasukan Pengamanan VVIP di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. “Semua sudah diantisipasi, sampai saat ini tidak ada penambahan pasukan yang bertugas langsung dalam pengamanan VVIP ini,” ujar Edy saat memimpin apel tersebut, dikutip dari berita pers Pusat Penerangan Mabes TNI, Jakarta, Selasa, 28 Februari 2017.

Baca: Kunjungan Raja Salman, Exit Tol Bogor Ditutup 1 Jam

Pengamanan Raja Salman, kata dia, dilakukan selama masa kunjungan, 1-9 Maret 2017. Selain itu, aparat gabungan juga mempersiapkan diri mengawal para tamu VVIP delegasi negara peserta Konfernsi Tingkat Tinggi Indian Ocean Rim Association (KTT IORA) ke-20 pada 5-7 Maret 2017. “Tugas pengamanan VVIP ini tidak boleh dianggap ringan, sesuatu bisa terjadi, oleh karena itu TNI selalu mengantisipasi dan mewaspadai sejak dini,” kata Edy.

Serangan bom panci di Taman Pandawa, Cicendo, Bandung pada Senin, 27 Februari 2017, sempat dinilai sebagai sinyal penolakan terhadap kedatangan Raja Salman. Hal itu diungkapkan pengamat teroris dari Universitas Indonesia, Al Chaidar.

Pelaku insiden tersebut, menurut dia termasuk jaringan Bahrun Naim yang notabene memusuhi Negara Turki dan Arab. "Meski keduanya negara Islam. Sebab, Turki dan Arab dianggap pro-Amerika," kata Al Chaidar, Senin, 27 Februari 2017.

Baca: Raja Salman ke Indonesia, Polisi: Sebagian Jalan Ditutup

Aparat yang terlibat dalam pengamanan Raja Salman dan rombongannya berjumlah 5.384 prajurit. Jumlah itu terdiri dari 20 personel Komando Operasi Pengamanan, 222 personel Satuan Tugas Pengamanan VVIP, 1.289 Satgaspam Wilayah I, 515 personel Satgaspam Wilayah II, 3.308 anggota Satgaslam Wilayah III, serta polisi dan intelijen sebanyak 1.700 personel.

Adapun pengamanan VVIP KTT IORA ke-20 melibatkan 12.000 personel gabungan. Jumlah itu terdiri dari 400 personel Komando Gabungan Pengamanan, 2.000 anggota Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, 550 anggota Kosatgaspam TNI, 700 personel Komando Pertahanan Udara Nasional, 1.700 personel Kodam Jaya, serta 800 anggota Komando Armada Barat TNI Angkatan Laut.

Ada juga 650 personel Koops TNI AU -1 di Bandara Soekarnp Hatta, 400 personel Koops AU-1di Bandara Halim Perdanakusuma. Pengamanan VVIP juga dilengkapi 700 anggota Komando Pasukan Khusus, 1.000 personel Korps Marinir, 700 personel Korps Pasukan Khas, 300 anggota Komando Daerah Militer II/Sriwijaya, 400 personel Kodam III/Siliwangi, 100 personel Satuan Komunikasi dan Elektronika, serta 1.700 personel
satgas tambahan.

TNI pun mengerahkan alat utama sistem pertahanannya untuk menjaga kegiatan kenegaraan tersebut. Alutsista yang dikerahkan untuk pengamanan berasal dari tiga matra TNI. Angkatan Darat mengerahkan 3 unit Heli Bell 412, 20 unit Rantis Anoa, 6 unit Ransus Jihandak, 3 unit Detektor Radiasi, 2 unit Mine Detektor, 1 unit Drone, dan 1 unit Rantis Komodo.

Demi mengamankan Raja Salman itu, Angkatan Laut mengerahkan 4 unsur kapal RI,2 unit Heli Bell NV 412, dan 2 unit Sea Raider. Sementara pengamanan oleh Angkatan Udara dilengkapi 1 unit pesawat Boeing Business Jet, 1 unit Pesawat Boeing 737- 400, 1 unit C-130 VIP, 1 unit C-295, 3 unit helikopter NA S-332 VIP, 1 unit heli NA S-332, 1 unit heli SA-330, serta 1 unit heli EC-120B.

YOHANES PASKALIS | IMAM HAMDI