Bola, Jakarta - Mantan Sekjen FIFA Jerome Valcke mengajukan banding kepada Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) atas skorsing 10 tahun yang dialaminya terkati kasus korupsi FIFA. Ia meminta sanksi itu dicabut sepenuhnya.
Pria Prancis itu, yang pekerjaannya adalah untuk memastikan mulusnya laju organisasi FIFA dan khususnya turnamen akbar Piala Dunia, merupakan tangan kanan dari presiden saat itu Sepp Blatter yang sekarang diskors, sebelum keduanya terjerat skandal korupsi yang menyapu badan sepak bola itu pada 2015, lapor Reuters.
Pada perkembangan terpisah, mantan anggota komite eksekutif FIFA Amos Adamu diskors selama dua tahun untuk pelanggaran etika pada 2010 -- kedua kalinya ofisial asal Nigeria itu diskors.
Valcke dinyatakan bersalah oleh hakim etika FIFA Hans-Joachim Eckert terkait pelanggaran terhadap penjualan tiket-tiket Piala Dunia, penyalah gunaan biaya perjalanan, upaya untuk menjual hak televisi di bawah nilai pasar mereka, dan perusakan barang bukti.
Ia awalnya diskors selama 12 tahun, yang dikurangi menjadi sepuluh tahun oleh komite banding FIFA pada Juli silam.
CAS mengatakan pria Prancis itu "berusaha untuk menentang keputusan agar sanksi yang dijatuhkan kepadanya dapat dicabut sepenuhnya."
Valcke, yang dipecat dari posisinya pada Januari tahun lalu, masih menghadapi penyelidikan lain dari FIFA dan persidangan kriminal di Swiss.
Maret silam, jaksa umum Swiss Michael Lauber mengatakan Valcke dituduh melakukan kriminal tidak terencana dan pelanggaran-pelanggaran lain. Ia membantah tudingan tersebut.
Pada September, komite etik FIFA membuka pemeriksaan baru terhadap Blatter, Valcke, dan mantan direktur keuangan Markus Kattner untuk kemungkinan pelanggaran etika yang mencakup penyuapan dan korupsi. Penyelidikan itu, di mana ketiga sosok tersebut membantah melakukan pelanggaran, masih berlangsung.
CAS telah menolak upaya banding dari Blatter dan mantan presiden UEFA Michel Platini, yang juga terjerumus skandal, meski hukuman Platini telah dipangkas dari enam tahun menjadi empat tahun.
Valcke bergabung dengan FIFA pada 2003 sebagai direktur pemasaran namun dipecat pada Desember 2006 untuk keterlibatannya dalam negosiasi-negosiasi sponsor yang kacau dengan perusahaan-perusahaan kartu kredit, MasterCard Inc dan Visa Inc.
Dalam waktu beberapa bulan setelah sengketa tersebut, Valcke bukan hanya kembali ke FIFA namun juga mengepalai administrasi sebagai sekretaris jenderal, bertanggung jawab langsung kepada Blatter.
Ia banyak mendapat sanjungan terkait penyelenggaran Piala Dunia 2010 dan 2014, yang diselenggaran di Afrika Selatan dan Brazil, karena kedua turnamen itu dapat berlangsung tepat waktu meski sempat terjadi keterlambatan dalam persiapan-persiapannya.
Adamu, yang sebelumnya diskors selama tiga tahun pada November 2010, dinyatakan bersalah oleh Eckert karena melanggar peraturan-peraturan terkait tindakan umum, loyalitas, dan konflik kepentingan.
Adamu pertama kali diskors menyusul penyelidikan Sunday Times di mana ia secara rahasia direkam melalui film oleh sejumlah pewarta, yang menyamar sebagai juru lobi, sedang meminta 800.000 dolar untuk pengaruh suaranya pada proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Ia membantah melakukan kesalahan namun kalah banding dari CAS.
Komite etik FIFA mengatakan sanksi baru terkait pada "keterlibatannya dalam organisasi ajang 2010," namun tidak mengatakan apakah hal ini sama dengan sanksi di mana ia telah diskors sebelumnya.
ANTARA